Jakarta –

Sosok Menteri Keuangan (Mankyu) di era Prabowo Subianto-Jibran Rakaboming Raka memang selalu menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, bendahara negara akan menjalankan tugas mengendalikan keuangan negara.

Faisal Basri, ekonom senior INDEF, menilai menteri keuangan di bawah kepemimpinan Prabowo harus bisa mengerem keuangan negara dengan tegas. Pasalnya, jika Menteri Keuangan tidak tegas mengendalikan anggaran, kata Faisal, situasi keuangan bisa kritis. Untuk itu, kata dia, Prabowo harus berhati-hati dalam memilih sosok tersebut.

Tapi kepribadian menteri keuangan, apa fungsi menteri keuangan? Rem, apa, kita memasuki neraka pengereman. Kalau Menteri Keuangan tidak punya kuasa mengerem, kalah saja, kita di ambang krisis, jadi hati-hati,” kata Faisal saat bertemu di Jakarta, Kamis (7 April 2021). 2024).

Faisal yakin, Prabowo akan mempertimbangkan sosok yang akan mengambil alih jabatan bendahara negara. Ia juga menekankan pentingnya memilih menteri keuangan yang inklusif dan imparsial, artinya tidak tertarik pada politik. Ia yakin, Prabowo tidak akan sembarangan memilih kriteria Menteri Keuangan.

“Dia tidak akan menerima orang sembarangan. Saya rasa (Prabov) tidak akan menerima partygoers. Partygoers punya banyak kepentingan. Harus inklusif. Itu bukan bisnis, itu berbahaya. Itu berbahaya,” jelasnya.

Dia menekankan peran penting menteri keuangan dalam pemerintahan. Pasalnya, menteri keuangan kini harus bisa mengelola pendapatan, mengelola belanja, dan mengalokasikan anggaran. Faisal mengatakan, karena rantai tanggung jawab tersebut, tidak jarang seorang menteri keuangan dibenci oleh rekan-rekannya, bahkan menteri lainnya.

“Jadi siap-siap benci orang banyak, banyak temannya yang jadi menteri. Enggak boleh, nggak boleh. Potong (anggaran), potong (anggaran) begini,” jelasnya.

(unta/terbalik)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *