Wang Wei-
Vang Vieng di Laos utara telah menjadi perhatian global setelah keracunan massal terhadap 5 orang. Identitas hutan belantara sebagai tempat minum kembali terdengar.
12 tahun lalu, The Guardian menerbitkan artikel tentang sisi berbeda dari Wang Vien. Saat itu, para jurnalis menggambarkan Vang Vieng sebagai kota pesta paling brutal di dunia.
“Desa pertanian yang tadinya sepi di Laos tengah, negara termiskin di Asia Tenggara, kini menjadi pusat kemiskinan abadi,” tulis The Guardian.
Saat itu, seorang turis Australia bernama Lewis diwawancarai dan menjelaskan bahwa kedatangan Vang Vieng hanya disebabkan oleh alkohol.
“Ya Tuhan, tidak, Anda tidak datang ke Vang Vieng untuk melihat budaya, kuil, dan semacamnya,” katanya.
“Kamu di sini untuk minum.”
Selama bertahun-tahun, Vang Vieng dikenal karena pesta liar, minuman keras, akses mudah ke obat-obatan terlarang, dan olahraga arung jeram yang mematikan.
Pada tahun 2012, pemerintah menutup banyak bar dan bisnis ilegal dalam upaya menghilangkan kesalahan tersebut. Mereka ingin mempromosikan kota ini sebagai surga ekologi dan tujuan wisata petualangan.
Negara komunis ini dibuka untuk pariwisata pada awal tahun 1990-an. Kota ini pertama kali memperkenalkannya sebagai Jalur Pancake Pisang, sebuah jalur cagar alam di Asia Tenggara.
Wisatawan dapat menikmati keindahan alam seperti tebing kapur, gua, laguna, dan hutan yang indah dengan harga terjangkau. Namun hal ini tidak cukup untuk menghancurkan reputasi lama Vang Vieng sebagai kota pesta liar yang murahan.
Bekas jajahan Perancis ini menjadi tujuan backpacker Eropa dan Australia. Dengan harga rumah yang rendah dan biaya hidup yang rendah, Vang Vieng masih dikenal sebagai tujuan resor favorit, namun sebagian besar tersembunyi dari radar ‘pendatang baru’.
Nama Wang Weing pertama kali mencuat karena keracunan yang dialami dua turis asal Australia, Bianca Jones (19) dan Holly Bowles (19).
Kedua penumpang tersebut menginap di asrama dan menikmati minuman keras gratis yang disediakan pihak hotel. Kemudian mereka jatuh sakit, dan hingga Jones menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Bangkok, Bowles masih berjuang untuk hidupnya. Massa ini diduga keracunan metanol.
Departemen Luar Negeri AS mengkonfirmasi kepada CNN pada hari Kamis bahwa seorang warga negara Amerika juga tewas di Vang Vieng, Laos. Departemen tersebut tidak melaporkan adanya korban jiwa, namun mengatakan AS memantau situasi dengan cermat dan memberikan bantuan konsuler.
Dua korban lainnya adalah dua turis Denmark yang meninggal di Laos, yang rinciannya tidak diberikan oleh Kementerian Luar Negeri Denmark. Berarti korbannya ada 6 orang dan meninggal 5 orang.
Mungkin Wang Vieng bisa disebut sebagai tujuan pesta mabuk-mabukan yang paling liar, atau lebih tepatnya, paling mematikan. “Video Mongolia menyerukan penyelidikan atas kematian Benny Lao: sabotase atau kecelakaan” (bnl/bnl)