Kremon –
Tim Wanita Bea Cukai Laut Kanwil Khusus Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Pulau Reava berhasil menghentikan penyelundupan rokok ilegal senilai 66 miliar dolar. Rokok ilegal tersebut berasal dari Thailand dan rencananya akan dikirim ke Sungai Kampar, Rio de Janeiro pada 3 September 2023.
Desi Sandra Santhika (Desi), kapten kapal patroli bea cukai maritim wanita, mengatakan penampakan rokok ilegal tersebut merupakan informasi dari badan intelijen. Setelah melihat sifat kapal tersebut, salah satu tim patroli menemukan kapal kayu yang sesuai dengan informasi, lalu mengikutinya.
Dacey mengatakan: “Pada pukul 23.00 WIB, BC 1410 yang berada di perairan Mandol melihat sebuah perahu kayu menuju ke Sungai Camper tanpa lampu navigasi. BC 1410 segera menghubungi ‘satgas lainnya, Bunting Speed, termasuk kapal, untuk Jalankan prosesnya.” Untuk detikcom, waktu lalu.
Awak kapal saat itu antara lain BC 1410, BC 15020, BC 15050 dan BC 10021. Saat itu Bell Speed boat sedang berada di perairan Thambilan tempat berlayarnya awak kapal Tim Bea Cukai Laut.
Dalam penyelidikan diketahui nama kapal tersebut adalah KM. Nusantara 5 dengan 7 tim dengan sekitar 3.000 kotak (30.900.000 tumpukan) BKC HT tanpa stempel. Nilai barangnya Rp 66.898.500.000. Sementara kerugian pemerintah diperkirakan mencapai 47.223.195.375 riyal.
“Empat speedboat terlibat dalam penyitaan dan salah satunya adalah kapal Bunting yang membawa anggota Pasukan Leeds. Saat itu dinas intelijen mendapat informasi bahwa ada kapal Kompr. “Akhirnya satgas BC 1410 menemukan kapal tersebut dan menginformasikan kepada kami bahwa perahu tersebut akan diserahterimakan ke kantor wilayah DJBC di Kepulauan Riau. Hati-hati, kata Dacey.
Desi mengatakan, mereka tidak hanya menyita rokok tetapi juga berbagai jenis barang selundupan, termasuk alkohol, bawang merah, bahan mentah, dan bahan bekas.
“Ada barang yang bisa diambil dari negara asal seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Singapura. Di antaranya rokok, minuman campuran, dan MMEA (minuman beralkohol),” jelasnya.
Daisy merupakan kapten Pasukan Marinir Wanita hingga tahun 2022, saat Pasukan Pahlawan pertama terbentuk. Dia mengatasi semua tantangan dan rintangan. Namun tantangan terbesar baginya adalah angin dan ombak.
“Tantangan terbesar dalam patroli maritim adalah cuaca yang tidak dapat diprediksi. Patroli tetap berjalan sesuai arahan dengan berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain tanpa memandang cuaca baik atau buruk, namun kami semua tetap menjadi awak kapal.
“Kami melakukan beberapa pemeriksaan terhadap teman-teman perempuan kami, di dalamnya kami memeriksa kapal-kapal yang berasal dari luar daerah pabean. Saat itu cuaca sangat buruk sehingga sulit untuk melakukan pemeriksaan. Dan dengan kesabaran, kami akhirnya bisa menyelidikinya. perahunya,” pungkas Dassi.
Tonton video: 28,5 juta batang rokok ditemukan di Lampang – Ribuan liter minuman beralkohol ilegal dimusnahkan
(ncm/ega)