Jakarta –
Tanah Abang kembali memperkenalkan konsep pusat perbelanjaan baru bernama Al Moez Trade Center (MTC). Kawasan pusat perbelanjaan ini terletak di Kebon Kakang, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
MTC terdiri dari 7 lantai dan menawarkan fasilitas lengkap seperti kamar mandi, musala, lift, dan elevator. MTC disebut-sebut merupakan pusat perbelanjaan bagi para pedagang, importir, dan pemasok ke pabrik-pabrik besar China. Informasi ini tertulis jelas di area pintu masuk MTC.
Informasi entri menulis: “Selamat datang di Perdagangan Guangzhou. Pusat Perdagangan Al Moez bergabung dengan pedagang barang bekas, impor dan penganan lainnya, pedagang lokal dan pedagang ekspor. Terhubung dengan pemasok dan pabrik terbesar di Tiongkok.”
Lantas dari mana asal produk tekstil yang ada di mall? detikcom menemukan seorang pekerja di lantai tiga yang memasok produk tekstil dari Bangkok, Thailand.
Hanya dari Bangkok. Harganya jauh lebih murah dibandingkan di sebelah, ujarnya kepada Detikcom, Jumat (7/5/2024).
Ia mengatakan, pihaknya sudah mulai membuka toko di mal. Karena itu, kata dia, produknya masih dijual dalam jumlah besar. Kios ini menjual blus wanita dengan hiasan bordir. Tersedia berbagai model dan warna mulai dari coklat putih hingga biru langit.
Seorang pekerja warung yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pihaknya menjual berbagai macam produk, mulai dari pakaian pria hingga pakaian wanita. Sedangkan untuk pakaian pria, katanya, ia membelinya dari pengusaha lokal dan menjualnya dalam jumlah besar. Harga rata-rata Rp 65.000-75.000 per potong.
Namun untuk pakaian wanita dijual dengan harga Rp 100.000 untuk tiga potong. Ia mengatakan, seluruh produk pakaian wanita tersebut merupakan produk baru dan impor.
“Ini baju daerah (untuk laki-laki), ada juga baju perempuan dari luar negeri. Kalau dari luar negeri, pasti dari China,” ujarnya.
Katanya kios di sini sering melakukan siaran langsung. Dikatakan pula, pelanggan yang datang secara online biasanya berasal dari wilayah Jabodetabek.
“Di sini kita live TikTok. Biasanya yang masuk hanya pelanggan yang sudah nonton langsung,” jelasnya.
Selain produk impor, produk dalam negeri juga dijual di sana. Salah satu pedagang di lantai satu mengatakan, produk yang dijualnya berasal dari produk lokal. Menjual pakaian dalam wanita seperti rok, celana. Namun pembelian sebaiknya dilakukan dalam jumlah banyak minimal 6-7 buah.
“Kami mengimpor produk kami sendiri,” dan jika kami ingin membelinya, kami harus membelinya dalam jumlah besar.
Dia mengklaim produk reguler dijual secara grosir di lantai satu. Namun, tidak umum menjualnya satu per satu.
Di sisi lain, pusat perbelanjaan tersebut sepertinya menyediakan dua lantai untuk pakaian bekas impor, terutama di lantai 6 hingga 7. Salah satu penjaga toko di lantai 7 mengatakan bahwa toko barang bekas tersebut berada di lantai 6 dan 7, namun sayangnya tempat berbelanja masih tergolong baru sehingga belum banyak kios yang buka.
“Sudah sekitar sebulan sejak Juni lalu. Baru dibuka. Itu tabungan. Ya, saya tidak tahu tabungannya dari mana. Ada yang dari China, Jepang, dan Taiwan,” ujarnya.
Saat kami temui di lokasi, ada karyawan yang melakukan live streaming di TikTok. Selain berjualan offline, ia mengaku juga berjualan online. Menjual berbagai jenis produk pakaian mulai dari jaket wanita, blus, celana pendek, rok dan jaket.
(Kel/Kel)